Awalnya gue sempet kaget nerima surat mutasi gue ke Direktorat SDM, tapi sebenarnya senang karena beranggapan gue dapat bos baru dan berharap dapat pengetahuan baru juga di Direktorat SDM ini karena jujur gue dah lama banget di Renkorp yang bisa dibilang ini adalah Direktorat keluarga gue dan gue sulit untuk melepasnya tetapi gue harus bisa pindah karena gue pengen nambah pengetahuan lagi mengenai perusahaan ini.
Tambah kaget lagi pas gue tahu jabatan apa yang gue dudukan karena gue yakin banget jabatan ini banyak banget yang pengen duduk di sana dan gue malah masih bertanya apakah benar ini adalah jabatan yang gue akan tempatin? klo dibilang syukur mungkin tapi smuanya pasti gue syukurin tapi gue gak pernah berharap atau meminta kepada Allah jika memang bukan rezeki gue smua gue ikhlasin termasuk gue dapat mendudukin jabatan ini yaitu menjadi Sekretaris SVP HR (tapi dalam hati maaf ya gue gak bangga jadi sekretaris karena gue pengen jadi staf :D).
Seiring waktu akhirnya gue duduk di direktorat SDM ini, dari awal gue agak aneh kenapa karena komunikasi di direktorat ini cukup aneh tapi nyata kenapa gue bilang kayak gitu karena sumber informasi hanya boleh satu arah yaitu dari atas ke bawah...HAH...stres gak lo dimana lo biasanya belajar yang namanya komunikasi yang efektif adalah komunikasi dua arah menjadi satu itu adalah hal yang luar biasa gue temui di direktorat ini.
Gue gak patah semangat saat itu tapi gue coba merubahnya pada saat itu dimana gue ungkapan pendapat gue ke salah satu atasan gue yang langsung dibawah big bos gue tapi apa reaksinya mereka hanya menganggap omongan gue gak ada apa-apanya dan mereka gak nganggap gue ada (dalam hati gue hanya berucap GILA)
Bermula dari itu pula gue gak mau ambil pusing toh gue di sini hanya kerja jadi gue ikutin aturan direktorat ini, walhasil otak, hati dan kelakuan gue gak singkron karena dimana otak dan hati gue menolak untuk melakukan ini tapi kelakuan gue harus tetap melakukannya. (hanya ungkapan, keluhan dalam hati yang menyatakan "ini gak benar idah") tapi dengan kondisi dan suasana seperti itu gue mau gak mau gue harus tetap melakukannya.
Cara kerja mereka yang gue liat selama gue duduk di situ adalah satu informasi adalah kekuatan mereka untuk menaikkan derajat keberadaan mereka bukannya kemampuan yang ditonjolkan tapi informasi halooooo...dalam satu direktorat yang gue tahu ya untuk sebuah kerjasama sangat sangat diperlukan adalah informasi gimana mau kerjasama informasi aja di keep oleh diri sendiri gak di share (OMG mereka mikirnya apa ya). Okeh gue cuek akan hal itu karena gue gak mungkin dapat merubah satu direktorat yang udah emang dari akarnya kali ya seperti itu dan gak mungkin juga gue bisa mengubah sendirian emangnya gue satria baja hitam :P
Dari satu bulan sampai delapan bulan sekarang gue cuek akan masalah itu tapi kecuekan gue juga ada batasnya dan gue juga manusia yang mempunyai hati dan harga diri. Kejadian itu baru seminggu yang lalu disaat bos gue langsung memasukin masa pensiun, ceritanya bawahan dibawah bos gue akan mengadakan acara perpisahaan untuk dia tapi info aja ke gue sebagai sekretaris gak ada satupun yang masuk mengenai acara tersebut. Saat itu gue sieh okeh aja gak penting juga bagi gue tapi kemarahan gue muncul pas mereka tidak sama sekali juga memberitahukan kepada bos gue apa yang mau diadakan dan ujung-ujungnya gue yang harus memberitahukannya ke bos gue sedangkan gue gak tahu acara apa yang sudah dipersiapkan (Damn hnya ORANG GILA yang melakukan hal bodoh kyk gini)
Marah, kesel, benci, BT plus mau muntah gue akan kelakuan direktorat ini, bukannya membangun kerjasama dengan komunikasi yang baik tapi malah mengadu domba dengan mencoba menjerumuskan seseorang yang gak tahu apa-apa agar dia divonis sebagai terdakwa (GILA), boleh dibilang gue adalah korbannya tapi gue gak bego amat ngapain juga gue disekolahin yang harus dibegoin oleh direktorat ini dan gue punya prinsip gue kerja di sini bukan di gaji oleh direktorat ini tapi perusahaan ini jadi maaf-maaf aja klo gue berontak dan gue akan coba ombrak ambrik satu direktorat ini biar sadar sebenernya untuk menjadi direktorat yang baik itu kayak gimana sieh bukan bikin suatu Gankers seperti ini (dalam hati moga2 bisa klo gak bisa please pindahkan gue dari sini).
gw juga sempet kesel sama HR di kantornya, n gak tanggung" direkturnya sendiri yg bikin gw gendok ampe pengen nangis...
BalasHapuslo bayangin aja tempat qta yg pontang panting bikin semuanya dlm waktu satu hari yg perintahin deputi HR ke tempat qta (padahal beda direktorat)yang menuntut untuk acara itu bisa dilaksanakan besok, yang dimana orang yang diserahterimakan ada 7 jabatan.
Alhamdulillah seeh acaranya berjalan dengan lancar... dan yang bikin gw gendok ampe bikin pengen nangis adalah, setelah usai acara itu direktur HR menyalami meberi ucapan selamat kepada "STAFF HR" krn acara berjalan lancar... WTF yg kerja siapa yg di beri ucapan selamat siapa... dan staff HR yg diberi ucapan selamat pun dgn bangga semakin membusungkan dada tdk sadar diri akan siapa yg sudah ngerjain...
apa direktur itu tidak malu ya ngucapin selamat ke orang yang salah di depan orang yg cape sdh ngerjain semuanya..?
itulah gi...cara pandang yang berbeda dimana-mana yang namanya direktorat jika suatu acara yang berhasil adalah keberhasilan semuanya bukan keberhasilan satu orang aj tp di direktorat ini keberhasilan milik satu orang dan kesalahan klo bisa diserahkan ke orang lain jgn sampe diri sendiri yang kena hahahaha direktorat yang aneh bukannya menyelamatkan direktoratnya tp malah menyelamatkan diri sendiri alias SDM (selamatkan Diri Masing-masing) :P
BalasHapusMakanyaaaa..ayo rame2 oindah ke Dit. PIMR terutama di Renstra...
BalasHapusTempat dimana kantornya adalah hotel..alias konsinyering..wkwkkwkwkwk
Anyway, sabar yg penting jangan ngikut org kayak gitu...ke laut aje deeehhh...
Nah ini nieh ketahuan yang mana Direktorat yang kebanyakan menghabiskan anggaran hahaha :P secara rapat di kantor juga bisa ngapain ke hotel paling nyari makanan gratis ya anak kos heheh...iya emang mesti sabar tp gak yakin lama2 gue bisa bertahan atau gak :(
BalasHapus